Pidie. — Warung kopi, yang selama ini identik sebagai tempat santai masyarakat pedesaan, kini menjelma menjadi sarana strategis komunikasi sosial (komsos) antara Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan rakyat. Seperti yang dilakukan Babinsa Koramil 17/Geumpang Kodim 0102/Pidie, Sertu Marwan, saat menyambangi warga di Warung Kopi Desa Krune, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie.
Tak sekadar menyeruput kopi, kehadiran Sertu Marwan di tengah masyarakat membawa pesan penting: membangun kedekatan emosional sekaligus memperkuat deteksi dini terhadap berbagai dinamika sosial di wilayah binaan.
“Komsos ini bukan hanya rutinitas, tapi juga bentuk nyata dari pendekatan humanis TNI kepada masyarakat. Warung kopi adalah ruang terbuka yang egaliter, dan ini memudahkan kami menjalin komunikasi yang lebih hangat dan akrab,” ujar Sertu Marwan.
Menurutnya, komunikasi sosial adalah fondasi penting dalam pembinaan teritorial. Lewat interaksi santai di tempat-tempat umum seperti warung kopi, aparat kewilayahan dapat lebih mudah menggali informasi, memahami aspirasi warga, hingga memetakan potensi konflik sosial sedini mungkin.
“Sudah menjadi tugas kami untuk selalu hadir di tengah masyarakat. Kehadiran itu bukan hanya soal patroli keamanan, tapi juga sebagai sahabat yang mendengar, memahami, dan merespons kebutuhan warga,” tambahnya.
Pendekatan ini dinilai efektif. Tidak hanya meningkatkan kepercayaan publik terhadap institusi TNI, tetapi juga memperkuat sinergi antara warga dan aparat dalam menjaga stabilitas keamanan wilayah. Warga pun menyambut baik pola komunikasi seperti ini.
“Kalau Babinsa sering ke sini, kita jadi lebih mudah menyampaikan keluhan atau usulan soal pembangunan kampung,” kata Ibrahim, salah satu warga Desa Krune.
Kegiatan komsos ini juga menjadi salah satu wujud konkret dari kemanunggalan TNI dan rakyat, sebagaimana amanat konstitusi yang menempatkan TNI sebagai alat negara sekaligus mitra masyarakat dalam menjaga ketahanan nasional.
“Dengan terus terjalinnya komunikasi dan silaturahmi seperti ini, semangat gotong royong dan rasa aman di masyarakat akan terus tumbuh,” tutup Sertu Marwan.
Kegiatan sederhana di warung kopi itu ternyata menyimpan strategi besar: menjaga keamanan, memperkuat solidaritas sosial, dan membangun kepercayaan dalam sunyi yang hangat.






