Kupang, INFO_PAS — Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan (Kemenimipas) bersama Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) RI resmi menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) tentang pemberdayaan dan pengembangan produk hasil karya Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Penandatanganan dilakukan dalam rangkaian Festival Kemudahan dan Pelindungan Usaha Mikro di Kupang, Selasa (29/10), sebagai wujud nyata sinergi antar kementerian dalam memperkuat ekonomi masyarakat, khususnya di wilayah timur Indonesia.
Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, diwakili oleh Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Nusa Tenggara Timur, Ketut Akbar Herry Achjar, dalam penandatanganan MoU bersama Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Damanik.
Kegiatan yang mengusung tema “Legal, Terlindungi, Berdaya” ini juga menampilkan berbagai produk unggulan hasil karya WBP dari Lapas, Rutan, dan Bapas se-NTT. Mulai dari kopi, tenun, anyaman, kerajinan tangan, hingga aneka jajanan khas NTT semuanya menjadi bukti nyata keberhasilan program pembinaan kemandirian di lingkungan Pemasyarakatan.
Melalui kerja sama ini, kedua kementerian berkomitmen menghadirkan dukungan pembinaan dan pembimbingan kemandirian bagi warga binaan di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah, serta kewirausahaan. Selain itu, juga disepakati dukungan pemanfaatan sarana dan prasarana untuk memperkuat produksi, pemasaran, dan pengembangan keterampilan bagi WBP, agar mampu berdaya saing di pasar nasional maupun global.
Menteri UMKM, Maman Abdurrahman, menegaskan pentingnya gotong royong lintas sektor dalam memperkuat ekosistem usaha mikro.
“Pemerintah tidak bisa berjalan sendiri. Kita perlu rasa percaya dan kolaborasi agar UMKM bisa tumbuh berkelanjutan” tegasnya.
Gubernur NTT, Melkiades Laka Lena, turut memberikan apresiasi terhadap kolaborasi lintas sektor tersebut.
“UMKM adalah motor penggerak ekonomi daerah yang membuat roda ekonomi NTT terus berputar. Melalui UMKM, ayo bangun Indonesia, ayo bangun NTT” ujarnya.
Sementara itu, Kakanwil Ditjenpas NTT, Ketut Akbar Herry Achjar, menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi langkah konkret dalam memperkuat kemandirian ekonomi warga binaan.
“Produk hasil karya WBP bukan hanya cerminan keterampilan, tetapi juga bukti nyata bahwa mereka mampu berkarya dan berkontribusi bagi masyarakat. Melalui sinergi ini, kita ingin memastikan hasil karya mereka memiliki nilai jual dan keberlanjutan” ujar Ketut Akbar.
Melalui kegiatan ini, Kanwil Ditjenpas NTT menegaskan komitmennya untuk terus menghadirkan pembinaan berbasis kemandirian yang berkelanjutan, serta memperluas jangkauan produk WBP agar bernilai ekonomi tinggi dan mampu berkontribusi bagi pembangunan daerah maupun nasional.






