Gorontalo — Suasana baru kini terasa di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo. Melalui tangan-tangan sabar para penyuluh agama dari Kementerian Agama (Kemenag) Kota Gorontalo, *program Sadar Belajar Agama dengan Sabar dan Ikhlas* atau *Posabari* menghidupkan semangat baru di tengah warga binaan. Salah satu sosok utama di balik program ini adalah Ramdan Abdullah bersama tim penyuluh lainnya, yang aktif membimbing warga binaan untuk lebih dekat kepada Al-Qur’an dan nilai-nilai keagamaan.
Setelah penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara Kakankemenag Kota Gorontalo, Misnawaty S. Nuna, dan Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sulistiyo Wibowo, Jumat (24/01/2025), para penyuluh agama segera bergerak menjalankan misi mulia ini.
Ramdan Abdullah, yang dikenal dengan pendekatannya yang sabar dan penuh empati, bersama rekan-rekannya sesama penyuluh, mengajarkan agama dengan suasana yang hangat dan membangun. Melalui metode interaktif dan penuh keikhlasan, mereka menghapus sekat rasa takut dan kebosanan yang sering menghantui proses belajar mengaji di lapas.
“Belajar agama harus jadi sesuatu yang menenangkan jiwa, bukan menambah beban. Kami di sini untuk menemani, bukan menghakimi,” ujar Ramdan Abdullah, mewakili semangat para penyuluh lainnya.
Di Masjid At-Taubah Lapas Gorontalo, ayat-ayat Al-Qur’an kini mengalun lebih hidup. Warga binaan diajak memahami bukan hanya cara membaca, tetapi juga makna dan penerapannya dalam kehidupan. Para penyuluh tak hanya mengajarkan hafalan, tetapi juga nilai-nilai kesabaran, keikhlasan, dan perbaikan diri.
Salah satu warga binaan, AR Alias Aldi, mengaku menemukan ketenangan baru lewat pembinaan Posabari ini. “Belajarnya santai, enggak takut salah. Malah kami didorong terus untuk mau belajar lebih baik,” tuturnya.
Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sulistiyo Wibowo, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi besar para penyuluh agama ini. Menurutnya, Posabari menjadi angin segar dalam membentuk mental dan spiritual warga binaan.
“Kolaborasi ini membuktikan bahwa pembinaan di lapas harus menyentuh seluruh aspek, termasuk spiritualitas. Kami bangga atas dedikasi semua penyuluh,” ucapnya.
Melalui Program Posabari, Ramdan Abdullah dan rekan-rekannya tidak hanya mengajarkan huruf dan bacaan, tapi juga membangunkan harapan. Mereka menanamkan bahwa di balik tembok tinggi lapas, selalu ada jalan pulang asal dilalui dengan sabar dan ikhlas.
#kemenimipas_bersinar
#ditjenpas_kanwilgorontalo
#lapasgorontaloIKHLAS






