Wonreli, Info-PAS, Lapas Kelas III Wonreli membuktikan komitmennya terhadap ketahanan pangan, meskipun dengan keterbatasan lahan. Program pertanian sawi organiknya tidak hanya memenuhi kebutuhan sayur warga binaan, tetapi juga memberdayakan mereka dengan keterampilan berharga untuk masa depan. Rabu (30/07)
Lahan kosong dan tidak termanfaatkan, kini telah disulap menjadi kebun sawi yang hijau dan subur. Kerja sama yang solid antara petugas lapas dan warga binaan menjadi kunci keberhasilan program ini. Mereka bahu-membahu menerapkan metode pertanian organik yang ramah lingkungan, menghindari penggunaan pupuk kimia dan pestisida berbahaya. Pupuk kompos yang dibuat secara mandiri menyuburkan tanah, sementara sistem penyiraman yang terjadwal memastikan ketersediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman sawi. Prosesnya pun diawasi secara ketat untuk memastikan kualitas dan kuantitas hasil panen.
“Program ini merupakan wujud nyata komitmen kami dalam meningkatkan ketahanan pangan dan memberikan pembinaan yang bermanfaat bagi warga binaan,” jelas A. W. Iwamony, Kepala Subseksi Pembinaan Lapas Kelas III Wonreli. “Kami berharap keterampilan bercocok tanam organik yang mereka peroleh selama menjalani pembinaan di Lapas Wonreli dapat menjadi modal berharga bagi mereka untuk memulai usaha mandiri dan berkontribusi positif bagi masyarakat setelah mereka kembali ke kehidupan normal.”
Setiap tahapan budidaya sawi, mulai dari penyemaian benih hingga panen, melibatkan partisipasi aktif warga binaan. Mereka belajar tentang teknik penanaman, perawatan tanaman, hingga pengelolaan hasil panen. Proses ini tidak hanya mengajarkan keterampilan praktis, tetapi juga menanamkan nilai kedisiplinan, kerja sama tim, dan tanggung jawab. Keberhasilan program ini terlihat dari panen sawi yang melimpah, mampu memenuhi kebutuhan sayur warga binaan dan bahkan mungkin menghasilkan surplus yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
Lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan pangan, program budidaya sawi organik di Lapas Wonreli juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Penggunaan pupuk kompos mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan pupuk kimia, sementara pengelolaan limbah organik yang terintegrasi menciptakan sistem pertanian yang berkelanjutan. Lapas Wonreli telah membuktikan bahwa keterbatasan lahan bukanlah penghalang untuk mencapai ketahanan pangan dan memberikan pembinaan yang berkualitas bagi warga binaan.
Kontributor: Humas Lapas Wonreli






