Gorontalo_Minggu (06/04) – Sebagai bentuk komitmen Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo dalam menjadikan warga binaan sebagai manusia seutuhnya yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pembinaan keagamaan menjadi salah satu program prioritas. Seluruh warga binaan diarahkan untuk mengikuti kegiatan keagamaan sesuai dengan keyakinan masing-masing, termasuk ibadah Minggu bagi warga binaan yang beragama Kristen dan Katolik.
Gereja Getsemani yang berada di dalam Lapas menjadi pusat kegiatan ibadah yang dilaksanakan secara rutin setiap hari, baik melalui pertemuan tatap muka maupun virtual Zoom. Keberadaan tempat ibadah ini menjadi sandaran spiritual bagi warga binaan dalam memperkuat iman dan harapan mereka selama menjalani masa pidana.
Salah satu warga binaan mengungkapkan kesan mendalamnya terhadap kegiatan ibadah yang rutin dilaksanakan. “Saat saya masih di luar, saya jarang mengikuti ibadah. Tapi di sini, saya merasa sangat dekat dengan Tuhan. Kegiatan seperti ini membangkitkan kesadaran spiritual saya, dan saya bersyukur karena bisa mendapatkan pembinaan yang penuh makna. Terima kasih kepada Lapas Gorontalo yang telah memberikan ruang bagi kami untuk kembali memperbaiki diri,” ungkapnya.
Ketua Umum Pengurus Gereja Getsemani, Kristian Mokoginta, menyampaikan apresiasi dan rasa syukurnya atas perhatian para pendeta dan Pembimas Agama Kristen dari Kanwil Kemenag Provinsi Gorontalo. “Mereka tak kenal lelah datang membimbing kami, memotivasi untuk kembali ke jalan Tuhan dan meninggalkan segala keburukan. Dedikasi mereka benar-benar menyentuh hati kami,” ucap Kristian.
Keberlangsungan kegiatan tersebut tidak lepas dari peran serta para pendeta dari Sinode Gorontalo dan Pembimas Agama Kristen yang secara konsisten hadir membimbing jemaat. Dukungan mereka memberikan dampak positif yang luar biasa terhadap perkembangan spiritual warga binaan yang beragama Kristen dan Katolik.
Kalapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, memberikan apresiasi yang tinggi atas sinergi yang telah terjalin. Ia juga menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh kegiatan pembinaan keagamaan dalam semangat toleransi dan moderasi beragama. “Kami berkomitmen menciptakan suasana yang harmonis dan penuh keberkahan di dalam Lapas, agar seluruh warga binaan dapat merasakan hak spiritualnya secara layak dan bermartabat,” tutupnya.
Sebagai bentuk nyata dari pembinaan keagamaan yang inklusif dan berkelanjutan, Lapas Kelas IIA Gorontalo terus berupaya menciptakan ruang spiritual yang kondusif bagi seluruh warga binaan tanpa memandang latar belakang agama. Ibadah rutin di Gereja Getsemani menjadi refleksi dari upaya untuk menumbuhkan kesadaran moral dan keimanan, sekaligus sebagai sarana pembinaan rohani yang menyentuh hati. Harapannya, melalui kegiatan ini, warga binaan dapat menjalani masa pidana dengan lebih bermakna dan siap kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik.
#ImipasBersinar
#ditjenpaskanwilgorontalo
#LapasGorontaloIKHLAS






