Cinta Tak Terbatas Jeruji: Warga Binaan Lapas Gorontalo Menikah di Balik Tembok

Gorontalo – INFO_PAS – Suasana haru dan bahagia menyelimuti Aula Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo. Salah satu Warga Binaan, berinisial AS, yang sedang menjalani penahanan atas tindak pidana Narkotika yang menjeratnya, melangsungkan akad nikah dengan pujaan hatinya, Jumat (02/05). Prosesi ijab kabul berlangsung khidmat di hadapan para saksi, keluarga kedua mempelai, serta disaksikan oleh teman-teman sesama warga binaan.

Acara pernikahan ini digelar dengan penuh kesederhanaan namun tetap mengedepankan nilai-nilai sakral dan kekhusyukan. Dekorasi sederhana menghiasi aula, sementara petugas Lapas memastikan jalannya acara berlangsung aman dan tertib. Kehadiran keluarga serta dukungan dari sesama warga binaan menambah kehangatan dalam momen penuh makna ini.

Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Hulonthalangi, Don Hiyoda, yang bertindak sebagai penghulu atau wakil wali nikah dalam prosesi tersebut, menyampaikan bahwa pernikahan di dalam Lapas tetap mengedepankan nilai-nilai agama dan keabsahan hukum. “Sejak saya menjabat sebagai Kepala KUA Kec. Hulonthalangi, sampai dengan awal Mei 2025, sudah 3 (tiga) pasangan yang kami nikahkan di Lapas Gorontalo. Kami tetap berkomitmen menghadirkan pelayanan terbaik sesuai dengan Tusi bagi siapa pun, termasuk mereka yang sedang menjalani masa pidana di Lembaga Pemasyarakatan,” ungkapnya.

Kepala Lapas Kelas IIA Gorontalo, Sulistyo Wibowo, menyampaikan bahwa pernikahan ini menjadi bagian dari upaya pihak Lapas dalam memberikan ruang untuk pembinaan nilai-nilai sosial dan spiritual. “Pernikahan adalah hak fudamental warga negara, termasuk bagi warga binaan. Kami ingin agar warga binaan tetap memiliki harapan dan tujuan hidup yang positif, termasuk membangun keluarga setelah mereka bebas nanti,” ujarnya.

Kalapas menambahkan bahwa setiap permohonan pernikahan dari warga binaan akan difasilitasi sesuai prosedur hukum dan administratif yang berlaku, dengan tetap memperhatikan sisi keamanan dan ketertiban di dalam Lapas. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan bahwa Lapas tidak hanya sebagai tempat pembinaan hukum, tetapi juga menjadi sarana untuk menanamkan nilai-nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.

Momen sakral ini menjadi simbol bahwa cinta dan komitmen tidak terhalang oleh tembok dan jeruji. AS dan istrinya kini menatap masa depan dengan semangat baru, membawa harapan bahwa kehidupan yang lebih baik masih terbentang setelah masa pidana berakhir. Pernikahan ini juga menjadi pengingat bahwa di balik proses pemidanaan, masih ada ruang untuk cinta, harapan, dan masa depan.

Usai acara, suasana haru pecah saat keluarga memeluk kedua mempelai. Isak tangis mengiringi pelukan hangat dan doa-doa penuh harapan. Tangisan ibu AS tak terbendung saat harus melepaskan putranya kembali ke blok hunian. Meski singkat, pertemuan dalam ikatan suci itu menjadi momen yang tak terlupakan bagi keluarga dan seluruh yang hadir.

#kemenimipas
#ditjenpas
#kanwilditjenpasgorontalo
#LapasGorontaloIKHLAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *