Nikmat di Balik Kesederhanaan: Warga Binaan Lapas Gorontalo Jalani Puasa Sunnah

Gorontalo – INFO_PAS- Kamis sore yang hangat di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Gorontalo tak seperti biasanya. Di balik sekat-sekat besi dan dinding tinggi, warga binaan berkumpul dengan wajah teduh dan hati penuh harap. Mereka sedang menantikan momen berbuka puasa sunnah Kamis (08/05), sebuah ibadah yang mereka jalani dengan penuh kesungguhan meski dalam keterbatasan.

Menu buka puasa pun sederhana — kue manis, bubur kacang hijau hangat, dan secangkir teh yang dibagikan secukupnya. Namun, di balik kesederhanaan itu, terasa nikmat yang tak ternilai. Warga binaan menyantapnya dengan penuh rasa syukur, seraya menyelipkan doa-doa dalam hati yang pelan-pelan mulai dibersihkan oleh keikhlasan dan pengharapan.

Kegiatan puasa sunnah ini menjadi bagian dari pembinaan rohani yang secara rutin dijalankan di Lapas Gorontalo. Meski berada dalam keterbatasan, semangat warga binaan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT tetap menyala. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang menjadikan puasa sunnah sebagai cara untuk memperbaiki diri dan menebus masa lalu dengan ibadah yang lebih bermakna.

Kasibinadik, Kasdin Lato, menyampaikan bahwa program puasa sunnah ini telah dimulai sejak tahun 2016, dimulai dengan hanya sepuluh orang warga binaan yang rutin melaksanakannya. Namun, seiring berjalannya waktu, jumlah peserta terus bertambah. “Saat ini, ratusan warga binaan dengan penuh kesadaran memilih menjalani puasa sunnah secara rutin. Ini bukti bahwa proses pembinaan spiritual di Lapas semakin membuahkan hasil. Kami bersyukur melihat perubahan ini,” ungkapnya.

Kalapas Gorontalo, Sulistyo Wibowo, turut memberikan apresiasi atas semangat warga binaan dalam menjalani ibadah puasa sunnah secara konsisten. “Kami terus mendukung kegiatan positif seperti ini karena menjadi bagian penting dari proses pemulihan mental dan spiritual warga binaan. Ibadah seperti puasa bukan hanya menahan lapar, tapi juga menumbuhkan kesadaran bahwa setiap individu masih punya kesempatan untuk berubah menjadi lebih baik,” tegas Kalapas.

Beberapa warga binaan bahkan mengaku merasa lebih tenang dan damai setelah menjalankan ibadah ini secara konsisten. Salah seorang dari mereka berkata, “Puasa ini membuat saya merasa masih dekat dengan Allah. Di tempat ini, saya belajar bahwa ampunan dan perubahan selalu terbuka bagi siapa pun yang sungguh-sungguh ingin berubah.”

Ketika adzan maghrib berkumandang, suasana hening berganti haru. Tangan-tangan yang terkatup dalam doa perlahan membuka hidangan yang sederhana, tapi penuh makna. Di Lapas Gorontalo, secangkir teh dan bubur hangat bukan hanya pelepas dahaga, melainkan simbol dari harapan—bahwa setiap jiwa masih berhak untuk kembali, untuk berubah, dan untuk disayangi kembali.

#kemenimipas
#ditjenpas
#kanwilditjenpasgorontalo
#lapasgorontaloIKHLAS

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *