Pidie, – Satu unit rumah milik Raja Khaidir (50), seorang petani warga Dusun Seutui, Desa Pucok, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, hangus dilalap api pada Kamis siang (24/04). Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian ditaksir mencapai Rp65 juta.
Kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 WIB. Menurut laporan Babinsa Koramil 17/Geumpang Kodim 0102/Pidie Serma Abu Bakar yang turun langsung di lokasi, api pertama kali terlihat oleh tetangga korban yang melihat kobaran dari atap rumah. Cuaca yang berangin mempercepat penyebaran api hingga melalap seluruh bangunan beserta isinya.
“Mendengar teriakan minta tolong dari saksi mata, warga sekitar segera berdatangan dan bahu-membahu berusaha memadamkan api menggunakan peralatan seadanya dan kami Babinsa,Bhabinkamtibmas, serta warga setempat juga turun tangan langsung begitu menerima laporan.
Meski tanpa dukungan armada dan petugas pemadam kebakaran, berkat kerja sama cepat antara aparat dan masyarakat, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 12.00 WIB. Upaya pemadaman dilakukan secara manual, yang cukup menyulitkan mengingat kobaran api yang membesar akibat angin kencang.
Diduga kebakaran dipicu oleh korsleting listrik/arus pendek, minimnya sarana pemadam kebakaran di Kecamatan Geumpang menjadi tantangan tersendiri dalam penanggulangan bencana ini.
Danramil 17/Geumpang Kapten Czi Putut Arianto, dalam keterangannya menyampaikan bahwa pihaknya mengapresiasi respons cepat anggota Babinsa dan warga setempat.
“Berdasarkan laporan dari Babinsa yang turun langsung ke lokasi, kebakaran cepat membesar karena kondisi cuaca berangin dan tidak adanya fasilitas pemadam kebakaran di wilayah tersebut. Kami terus menghimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap insiden serupa dan berharap pemerintah daerah dapat memperhatikan kebutuhan sarana penanggulangan bencana di pelosok seperti Geumpang,” ujar Kapten Putut.
Adalun dampak dari kejadian tersebut rumah korban rata ludes terbakar. Seluruh barang di dalam rumah tidak dapat diselamatkan. Raja Khaidir kini sementara harus menumpanh di tempat familinya dan menggantungkan harapan pada bantuan dari pihak terkait dan masyarakat sekitar.
Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan bencana di wilayah pedalaman, khususnya tersedianya fasilitas pemadam kebakaran yang memadai. Kolaborasi cepat antara TNI, aparat desa, dan warga menjadi kunci utama mencegah meluasnya kerugian.






